Selasa, 30 April 2013

Pelatihan Jurnalistik dan ICT LDII Aceh 2013

Pelatihan jurnalistik dan ICT LDII Aceh 2013 - DEWAN Pimpinan Wilayah (PDW) Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Provinsi Aceh menggelar berbagai kegiatan yang dilangsungkangkan 27 dan 28 April 2013.



Berbagai kegiatan tersebut adalah pelatihan jurnalistik dan ICT bagi kalangan pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) LDII dari seluruh Aceh, santunan anak yatim, tausiyah akbar serta Rapat Kerja Daerah (Rakerda) tahun 2013.



Pelatihan Jurnalistik dan ICT LDII Aceh 2013

Pelatihan Jurnalistik dan ICT LDII Aceh 2013



Ketua Dewan Pembina LDII Aceh, Teungku Hanansyah mengatakan tujuan dari dilaksanakannya kegiatan ini, selain untuk memperkuat pemahaman pengurus dalam bidang jurnalistik dan pemanfaatan media, pihaknya juga ingin melahirkan warga yang mampu menulis dan memberikan berbagai persoalan sosial dan keagamaan yang terjadi di lingkungan sekitar.



“Khusus untuk pelatihan jurnalistik, pelatih yang dihadirkan adalah Arief Ramdan, mantan wartawan Serambi Indonesia, LKBN Antara dan juga merupakan penulis buku Aceh Di mata Urang Sunda,” katanya.


Sementara itu, Sabtu 27 April (kemarin-red) pihaknya juga memberikan santunan kepada anak yatim berjumlah 20 orang. “Sembari memberikan santunan kepada anak yatim, kita juga mengadakan kegiatan syukuran dengan mengundang warga sekitar kantor LDII di Peurada, dan juga tokoh masyarakat, pemerintah, polda, dan pihak lainnya untuk makan siang bersama” ujar dia.


Kemudian, malamnya, kata Hanansyah, LDII menggelar Tausiyah Akbar dengan menghadirkan penceramah Tgk Muslim At Thahiry MA yang dihadiri lebih kurang 700 orang yang berasal dari berbagai kalangan.


“Dalam tausiyahnya Tgk Muslim At Thiriy menekankan pentingnya ukhuwah islamiyah dan persatuan dan kesatuan ormas Islam dalan penegakan syariat Islam di Aceh,” kata Teungku Hanansyah.


Selanjutnya, pada 28 April LDII Aceh melaksanakan Rakerda untuk mengevaluasi berbagai program dan kegiatan dakwah yang akan dilaksanakan pada tahun 2013. “Rakerda di hadiri oleh Ketua DPP LDII Chriswanto,” katanya.





sumber : www.atjehpost.com



Pelatihan Jurnalistik dan ICT LDII Aceh 2013

Tsunami Mobile Museum : Oleh-oleh Jepang untuk Aceh

CARA Aceh membangkitkan diri pascatsunami telah menjadi contoh baik bagi Jepang. Negeri Sakura itu pun memberi oleh-oleh untuk Aceh berupa Tsunami Mobile Museum, selain menanami bunga kertas. Gempa tektonik dan gelombang tsunami menyapu sebagian Aceh pada 26 Desember 2004. Ratusan ribu jiwa melayang. Jepang, mengalami hal serupa dengan Aceh pada 11 Maret 2011. Belasan ribu jiwa melayang. Seperti juga Aceh, masyarakat Jepang pun pernah menghadapi masa sulit. Terlebih dalam upaya rekonstruksi dan rehabilitasi pascabencana alam itu. Kerja keras harus tetap dilakukan, karena hidup harus terus berlanjut.


Sepenggal kalimat itu membuka percakapan saya dengan Prof dr Hayashi Yukio, Direktur Center for Integrated Area Studies (CIAS), Kyoto University, Jepang.?Hayashi tak sendiri. Turut bersamanya menemani saya berdiskusi: Prof dr Yanagisawa Masayuki (ahli bidang pertanian dan agraria), Prof dr Yamamoto Hiroyuki, Prof dr Hara Shoichiro (ahli bidang area informatics), dan Prof dr Nishi Yoshimi (ahli bidang penanggulangan sosial terhadap bencana alam dan konflik). Hayashi mengatakan, pengalaman masyarakat Aceh yang telah berusaha dalam upaya rehabilitasi dan rekonstruksi (rehab-rekon) pascabencana alam 26 Desember 2004 sangat membekas di benak masyarakat Jepang.



Tsunami Mobile Museum



“Bencana adalah kejadian yang tragis, namun bencana membuka hubungan baru antara kedua masyarakat yang terlanda bencana alam terdahsyat, yaitu masyarakat Indonesia (khususnya masyarakat Aceh) dan masyarakat Jepang,” ujar Hayashi.


Para profesor dari Jepang itu pun berhasrat memperkuat hubungan kerjasama Aceh-Jepang lebih lanjut. Mereka tak ingin membiarkan hubungan yang telah terajut itu terbengkalai begitu saja.


Caranya, mereka berinisiatif mengumpulkan pengalaman Aceh membangkitkan diri pascatsunami 2004 dalam data dan informasi. Pendokumentasian itu diberi nama Aceh Digital Museum atau Tsunami Mobile Museum.


Dalam melaksanakannya, Hayashi dibantu Yamamoto dan Nishi. Mereka kemudian mengumpulkan semua arsip dan data tentang bencana Aceh. Semua pengalaman masing-masing negara (Aceh dan Jepang) dalam upaya mengatasi dampak bencana tersebut yang mereka temukan dikumpulkan dan disatukan. Pengalaman kedua negara itu nantinya bisa dimanfaatkan masyarakat negara lain yang menghadapi bencana alam di masa mendatang.


Yamamoto dan Nishi mulai mencari bahan pada masa rehab-rekon. Menurut mereka, masyarakat yang hidup pascabencana di tengah pelaksanaan rehab-rekon sangat kooperatif (mau berkerjasama). Hal itu membantu Yamamoto dan Nishi dalam mengumpulkan dan meninjau berbagai informasi baru untuk membangun komunitas sosial baru.


Mereka paham, saat proses rehab-rekon sedang berjalan, ada banyak informasi yang tak sempat disusun dan disimpan secara teratur oleh masyarakat korban bencana. Bahkan ada informasi penting yang dibiarkan begitu saja. Nah, keduanya memanfaatkan informasi-informasi demikian untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan dalam pembuatan Tsunami Mobile Museum


Usai meraup bahan, Yamamoto dan rekannya berencana melakukan symposium dan workshop untuk mengenalkan konsep yang sedang dikembangkan, yaitu Aceh Digital Museum. Dalam menyusun Aceh Digital Museum itu, mereka melakukan kajian area informatics, yaitu ilmu pengetahuan aplikasi informasi berdasarkan hasil pengetahuan.?“Area studies dapat digunakan sebagai alat yang menyusun dan menyimpan informasi dengan cara terbuka pada umum, agar informasi tersebut bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat, ujar Yamamoto.


Area studies merupakan suatu ilmu pengetahuan untuk mengaplikasi kearifan hasil kajian akademis sesuai dengan keadaan dan kebutuhan masyarakat masing-masing wilayah.?Dengan area studies, hasil kajian politik, ekonomi, agraria, mitigasi bencana, dan lain lain akan dapat dimanfaatkan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan lokal dengan cara lebih tepat.


Area studies itu merupakan suatu metodologi yang dapat memudahkan tukar-menukar informasi dari jenis yang berbeda dengan menggunakan komputer dan teknologi informasi seperti, sistem database, satelite, analisa multilinguistik, dan lain lainnya seperti gambar foto, manuskrip, dokumen-dokumen, buku, catatan tangan yang dapat ditempatkan di atas peta virtual yang ditetapkan di spasi layar komputer.?Peta virtual menjadi suatu platform yang menghubungkan berbagai informasi dan memberi suatu gambaran masyarakat lokal dengan kearifan lokal.


Sistem pemetaan itu bisa manfaatkan berbagai informasi sesuai dengan tujuan masing-masing, misalnya bidang pariwisata bencana, edutainment, dan kajian sejarah.?Beberapa waktu lalu, Yamamoto, Nishi, dan teman-temannya kemudian menggelar symposium (workshop) internasional di Banda Aceh selama 22-26 Desember 2011. Workshop itu untuk mempertimbangkan bagaimana konsep Tsunami Mobile Museum dapat diimplementasikan di Banda Aceh, dalam rangka refleksi tujuh tahun tsunami Aceh.


Area informatics dalam bentuk Tsunami Mobile Museum, menurut Yamamoto, tak berfungsi kalau tak ada niat dan minat masyarakat. Perlu juga kerjasama antara berbagai lembaga dan pihak yang bertanggunjawab sesuai dengan tujuannya.?“Kalau sudah berhasil menciptakan kerjasama tersebut, kita yakin bahwa dengan area informatics ini Indonesia, khususnya Aceh, akan menjadi suatu daerah modal untuk mengembangkan perekonomian kreatif pascabencana alam, terlebih dengan negara-negara lain di dunia,” kata Yamamoto.


Mungkin saja Indonesia menjadi teladan penanggulangan bencana alam secara kreatif bagi negara-negara lain termasuk Jepang yang sedang menjalankan proses rehab-rekon.?Dalam workshop tersebut, mereka mengajak semua peserta mengumpulkan masing-masing pengetahuan, pengalaman, informasi, dan misi sendiri untuk memberi sumbangsih pengetahuan bagi siapa saja.


“Kami dari Kyoto University, Jepang, mengharapkan symposium/workshop ini akan menjadi suatu penolong untuk membuka halaman baru untuk hubungan antara masyarakat Indonesia (Aceh) dengan masyarakat Jepang dalam bidang area informatics,” kata Yamamoto.


“Ini sedikit oleh-oleh dari kami untuk masyarakat Aceh,” sambung Yamamoto sembari memperlihatkan alamat Tsunami Mobile Museum: http://disaster.net.cias.kyoto-u.ac.jp/Aceh/


Di situs itu, terdapat database lengkap mengenai gempa dan tsunami Sumatera 26 Desember 2004. Ia mulai beroperasi 5 Oktober 2009.


Penulis : Hendra Syahputra
Website : www.hendrasyahputra.com



Tsunami Mobile Museum : Oleh-oleh Jepang untuk Aceh

Kamis, 25 April 2013

Ustadz Jefri Bukhori Meninggal Dunia April 2013

Ustadz Jefri Bukhori Meninggal Dunia April 2013- Kabar duka kembali mengguncang negeri ndonesia tercinta ini. Ustad Jefri Al Bukhori atau biasa disapa Uje meninggal dunia akibat kecelakaan Jumat (26/4). Menurut asisten Jeffry yang sempat diwawancarai salah satu televisi swasta, Uje  meninggal akibat kecelakaan motor pada Jumat dinihari Pkl. 01. 00 WIB.



Ustadz Jefri Bukhori Meninggal Dunia April 2013



Sumber di twitter TMC Polda Metro Jaya menyebutkan  kecelakaan Uje terjadi di kawasan Pondok Indah Jakarta. Motor yang dikendarai Uje menabrak pohon yang mengakibatkan Ustad yang sempat bergelut dengan dunia gelap ini meninggal di tempat. Rencananya jenazah Uje   akan disalatkan di Masjid Istiqlal Jakarta setelah salat Jumat  dan akan dimakamkan di pemakaman umum.


Sumber lain mengatakan, bahwa Uje mengendarai motor sport dari arah Kemang. Karena kondisinya tidak fit motornya oleng dan menabrak pembatas jalan kemudian menabrak pohon. Warga yang sempat melihat kejadian tersebut berusaha menolong namun nyawanya tidak terselamatkan.


Uje Lahir di Jakarta, 12 April 1973. Dia merupakan anak ke 3 dari 5 bersaudara.   Ayahnya bernama Alm. H. Ismail Modal dan umminya bernama Ustz Dra. Hj. Tatu Mulyana. Uje  menikah dengan Pipik Dian Irawati pada 7 September 1999 dan dikaruniai tiga anak. Selamat Jalan Bang Uje.



Ustadz Jefri Bukhori Meninggal Dunia April 2013

Rabu, 24 April 2013

Belajar Mengenal Angka Bahasa Jawa Ngoko

Belajar Mengenal Angka Bahasa Jawa Ngoko – Perkenalkan nama saya Ali Mustika sari, saya mau berbagi tentang mengenal bahasa jawa ngoko. Saya asli jawa dan sejak kecil juga memakai bahasa jawa. Sehari hari bahasa jawa yang di gunakan masih banyak yang kasar alias ngoko.



Belajar Bahsa Jawa



Mari bersama sama mengenal angka dalam bahasa jawa ngoko :


Satu = Siji

Dua = Loro ( seperti Membaca SOLO )

Tiga = Telu

Empat = Papat

Lima = Lima

Enam = Nenem

Tujuh = Pitu

Delapan = Wolu ( Seperti membaca KUE BOLU )

Sembilan = Songo ( Seperti membaca O dalam KECOA )

Sepuluh = Sepuluh

Sebelas = Sewelas

Dua Belas = Rolas

Tiga Belas = Telulas

Empat Belas = Patbelas

Lima Belas = Limalas

Enam Belas = Nembelas

Tujuh Belas = Pitulas

Delapan Belas = Wolulas

Sembilan Belas = Sangalas

Dua Puluh = Rong Puluh

Dua Puluh Satu = Selikur

Dua Piluh Tiga = Telulikur

Dua Puluh Empat = pat likur

Dua Puluh Lima = Selawe

Dua Puluh Enam = Nem Likur

Dua Puluh Tujuh = Pitu Likur

Dua Puluh Delapan = Wolu Likur

Dua Puluh Sembilan = Sanga likur


Tiga Puluh = Telung Puluh

Empat Puluh = Petang Puluh

Lima Puluh = Seket

Enam Puluh = Sewidak

Tujuh Puluh = Pitung Puluh

Delapan Puluh = Wolong Puluh

Sembilan Puluh = Sangang Puluh

Seratus = Satus

Dua Ratus = Rong Atus

Tiga Ratus = telung Atus

Empat Ratus = Patang Atus

Lima Ratus = Limang Atus

Enam Ratus = Nem Atus

Tujuh Ratus = Pitung Atus

Delapan Ratus = Wolong Atus

Sembilan Ratus = Sangang Atus

Seribu = Sewu


Gimana sudah mulai memahami angka angka dalam bahasa jawa ngoko. Jika Masih bingung bisa di diskusikan dan tinggalkan komentar ya…




Belajar Mengenal Angka Bahasa Jawa Ngoko

Selasa, 23 April 2013

KISAH CINTA SOBAT FORMASA

Kupinang Engkau Dengan Al Quran


Woooa, asyik ini untuk dipantengin. Yap, saya ingin mengajak teman – teman remaja semua untuk ikut mengarungi indahnya perjalanan cinta sobat Formasa. Tiba – tiba saja saya ingin berbagi cerita dengan teman – teman melalui tulisan ini. Ya, sudah hampir satu tahun kiranya saya bergabung di Formasa. Sejak awal memang komitmen kuat saya, ingin menjadi Fasilitator “Cinta”, bagi sobat Formasa. Hal ini dikarenakan seorang muslim yang telah berpedoman hidup dengan Al-Qur’an dan Al-hadits ini memiliki segudang kenikmatana peraturan yang harus senantiasa di syukuri. Ya, namanya juga manusia, wajar sekali kalau mempunyai rasa “Cinta”, apalagi terhadap lawan jenis. Walaupun “Cinta” nomor wahid ini kepada sang Khaliq, namun cinta ketiga setelah kepada orang tua ini juga sah – sah saja untuk dijalani. Dengan tetap, pada koridor Al-qu’an dan Al-hadits.



Kupinang Engkau Dengan Al Quran



Begini, ada kisah “Cinta” yang asyik untuk diteladani. Sebelum saya bergabung di Formasa, Waktu itu saya mengenal seorang lelaki tampan dan mapan. Ya, walaupun kala itu masih berstatus sebagai mahasiswa kedokteran, tapi saya yakin kalau beliau benar – benar akan menjadi orang yang mapan. Betapa iya, saya waktu itu berada di majelis ta’lim untuk memantapkan agama. Ternyata yang menjadi penasehat adalah lelaki tampan dan mapan itu. Sebut saja si Roi … Singkat cerita, dalam nasehatnya yang singkat, tegas, jelas, dan berkualitas itu beliau menyampaikan bahwa, begitu beruntungnya jikalau seorang pria mendapati atau memperoleh seorang gadis Cantik, Cerdas, dan Sholehah. Wooaaaa, begitu saya mendengarnya, rasanya merasuk kejiwa sekali ya … serasa dipuji kalau kita memang sebagai wanita yang disampaikan oleh mas Roi itu.


Ya, sekitar 1tahun kemudian, saya mendapati kabar bahwa mas Roi menikah dengan remaja putri Sholehah (pejuang agama, red), Cantik, dan Cerdas (Psikolog). Sebut saja dengan mbak Pia (tapi sekarang lebih seneng panggil bunda siy, karena asyik kalau pas curhat dengan psikolog). Dan ternyata, lama tidak terdengar kabar pada karier mas Roi, ternyata mas Roi ini sudah diterima menjadi PNS, bidang kedokteran tentunya. Tuhkan ,,, terbukti perkiraan saya (Semua orang juga bisa nebak juga, xixxii). Hingga beberapa bulan setelah pernikahannya saja, Alhamdulillah saya mendengar kalau pasangan ini akan dikaruniai seorang putri. Wah, senengnya, ya … Sekarang keluarga ini begitu harmonis, banyak yang mengidolakan gadis ini, ya saya berdoa agar gadis ini bisa menjadi Gadis Sholihah, Cerdas dan Sukses agama dan kariernya. Amiin


Singkat cerita,  Alhamdulillah, beberapa bulan kemudian saya bergabung di Formasa sebagai agen of change (mungkin datang tak diundang pulang dianterin ^^), saya bergerilya untuk mempengaruhi dan mengobarkan Api semangat yang membara selama saya berorganisasi dikampus. Yup,Rupanya  jurus jitu itu ampuh. Slundap – slundup tapi pasti, Alhamdulillah saya bertemu dengan beberapa tokoh menarik yang untuk disimak kisah hidupnya (terutama kisah Cintanya , xixixi^^).


Kita kan tahu kalau remaja di Formasa ini berjuang (berkegiatan) berdasar agama. Tapi juga buktinya sangat SUKSES dalam urusan hati, atau lebih tepatnya urusan Cinta. Saya akan coba beberkan satu persatu. Saat kami berdua mendapati tugas dalam Organisasi yang menaungi FORMASA, waktu itu kami sempat sharing beberapa hari. Terungkap bahwa, ternyata Bunda Pia ini (lebih enak panggil bunda) semasa mudanya tidak pernah melakukan pacaran. Bagi beliau, buat apa ya pacaran. Pacaran itu akan memutuskan interaksi kita dengan yang lainnya. Padahal, ketika kita sebagai seorang gadis, itu masa – masa kita diburu pria. Woaaa, asyik juga, diburu ? memangnya hewan ? (^^)


Lagi, selain berkuliah, ternyata bunda pia juga mempersungguh dalam urusan keagamaan. Mengkaji al-Qur’an dan Al-hadits serta mengamalkan isinya. Dalam banyak hal kiranya, secara tingkah laku yang andap ashor, tutur kata yang pait madu, sampai pada pakaian muslimah murni sesuai syariah islam. “Ohh, ternyata begitu ya ?”. iya say, kamu nikmatin dulu masa mudamu, yakinlah kalau kamu juga akan menemukan Jodoh terbaik untuk mu.


Saya dan ms Roi, dulu itu meskipun 1 organisasi, tapi jarang kumpul. Karena bukan teman akrabnya. Ms roi itu orang yang selesai organisasi, langsung pulang, tidak main – main kemana dulu, musyawarah untuk membahas yang lainnya … ngobrol asyik tentang keagamaan dimana gitu … ya itu saya dan teman – teman akrab saya waktu itu di Formasa. Kita berbeda, tapi kita sehati sepaham dan setujuan. Yang terpenting niat kita. Kita ngobrol dengan niat meramut organisasi, bukan untuk buang waktu. Beramai – ramai cewek – cowok. InsyAllah itu barokah.


Ohh, begitu … Ok, deh. Memang yang membedakan manusia 1 dengan yang lainnya dalam ber’amal itu adalah 1, NIAT. NIAT itu letaknya dihati. Tidak ada yang mengetahui isi NIAT seseorang, kecuali dia dengan Allah, Sang khaliq yang menciptakannya.


Well, cukup disini kita sharing Cinta ini, Semoga dapat memberi Semangat dan Inspirasi bagi Sobat FORMASA dimana pun kalian berada. Salam Cinta ^^, Tunggu kisah Cinta yang lainnya ya …


Sumber : Formasa.org


Album : Kupinang Engkau Dengan Al Quran

Munsyid : Gradasi




KISAH CINTA SOBAT FORMASA

Jilbab Instan Mawar Tengah

Jual jilbab instan produksi sendiri



jilbab instan

jilbab instan



kode: mawar tengah

bahan: kain kaos

harga: ecer 25rb/pcs

grosir 20rb/pcs min 3pcs

beli sekodi 17rb/pcs

ayo buruan…banyak pilihan warnanya loo….


UNTUK PEMESANAN silahkan menghubungi :

Ibu Erina 085735160150

Alamat : Jl Semolowaru Tengah 9 / 58 A

Pin BB : 265B376C

YM : erinadwirochani

Email : marketing@zindut.com / zindut@gmail.com



Jilbab Instan Mawar Tengah

23 April Hari Buku Se-Dunia / World Book Day

23 April Hari Buku Se-Dunia / World Book Day – Tanggal 23 april merupakan tanggal simbolik untuk dunia sastra karena pada tanggal yang sama tahun 1616, Cervantes, Shakespeare dan Inca Garcilaso de la Vega semuanya meninggal dunia. Tanggal 23 April juga merupakan tanggal lahir dan meninggalnya penulis terkemuka lainnya seperti Maurice Druon, K. Laxness, Vladimir Nabokov, Josep Pla dan Manuel Meijia Vallejo. Pemilihan tanggal tersebut merupakan pilihan Unesco, guna Mendorong kepada setiap orang (kaum muda khususnya) untuk menemukan kesenangan dalam membaca, dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada pengarang-pengarang besar yang telah memberikan kontribusi terhadap kemajuan sosial dan kultural manusia. Oleh karena itu, terpilihlah tanggal 23 April sebagai Hari Buku Dunia.



23 April Hari Buku Se-Dunia / World Book Day



Hari Buku Internasional atau World Book Day adalah acara tahunan yang diselenggarakan oleh UNESCO untuk mempromosikan membaca, penerbitan dan hak cipta. UNESCO memilih tanggal ini guna mendorong kepada setiap orang untuk menemukan kesenangan dalam membaca, khususnya kaum muda. Hari peringatan ini juga turut memberikan apresiasi kepada pengarang-pengarang besar yang telah memberikan kontribusi terhadap kemajuan sosial dan kultural umat.


Konsep yang dipelopori UNESCO ini ternyata memang tidak seheboh Hari Kasih Sayang, Hari Buruh Sedunia, Hari Ibu ataupun hari-hari besar internasional yang lain. Lepas dari itu, tidak sedikit juga wilayah di Indonesia yang masih menyisihkan partisipasinya untuk memperingati Hari Buku Sedunia. Tidak hanya di dunia yang kurang Heboh, tapi di  Indonesia perayaan Hari Buku tak seramai atau seheboh hari kasih sayang, hari buruh, dan hari perayaan lainnya. Bahkan mungkin ada yang tidak tahu, kalau tanggal 23 April adalah hari buku dunia.


Ada berbagai sumber yang menguak sejarah tentang buku. Buku pertama disebutkan lahir di Mesir pada tahun 2400-an SM setelah orang Mesir menciptakan kertas papirus. Kertas papirus yang berisi tulisan ini digulung dan gulungan tersebut merupakan bentuk buku yang pertama. Ada pula yang mengatakan buku sudah ada sejak zaman Sang Budha di Kamboja karena pada saat itu Sang Budha menuliskan wahyunya di atas daun dan kemudian membacanya berulang-ulang. Berabad-abad kemudian di Cina, para cendekiawan menuliskan ilmu-ilmunya di atas lidi yang diikatkan menjadi satu. Hal tersebut memengaruhi sistem penulisan di Cina di mana huruf-huruf Cina dituliskan secara vertikal yaitu dari atas ke bawah.


Buku yang terbuat dari kertas baru ada setelah Cina berhasil menciptakan kertas pada tahun 200-an SM dari bahan dasar bambu di ditemukan oleh Tsai Lun. Kertas membawa banyak perubahan pada dunia. Pedagang muslim membawa teknologi penciptaan kertas dari Cina ke Eropa pada awal abad 11 Masehi. Disinilah industri kertas bertambah maju. Apalagi dengan diciptakannya mesin cetak oleh Gutenberg perkembangan dan penyebaran buku mengalami revolusi. Kertas yang ringan dan dapat bertahan lama dikumpulkan menjadi satu dan terciptalah buku.


Banyak orang bilang buku adalah sumber ilmu dan pengetahuan, tapi sayang sekarang ini kedudukan buku sepertinya sudah tergerus oleh keberadaan Internet. Generasi sekarang lebih memilih Internet ketimbang buku.


Buku bukan hanya menjadi bahan bacaan di waktu senggang. Namun, udah menjadi tali pengikat manusia dengan kebudayaan. Buku pun tidak lekang dimakan waktu karena wujudnya terus mengikuti perubahan zaman. Mulai dari berbentuk gulungan, naskah kuno, kertas cetak, hingga akhirnya masuk sebagai aplikasi komputer tablet. Buku menjadi alat berharga untuk berbagi pengetahuan dan keterbukaan pada dunia.



23 April Hari Buku Se-Dunia / World Book Day